Kamis, 16 Desember 2010

Kemampuan Menyimak

Mengapa kita menyimak? Seseorang menyimak karena isi pembicaraan yang ia dengar menarik perhatian atau berguna baginya. Ada kalanya orang menyimak demi kesenangan, dari pemahaman, dan demi penilaian. Dalam hal ini, kegiatan menyimak itu untuk menikmati, untuk memahami, dan untuk menilai bahan pembicaraan yang dikemukakan oleh pembicara.

1.Menyimak Untuk Menikmati
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali bahan simakan yang dapat memberi kesenangan, kegembiraan, kenikmatan kepada kita. Kita bisa tertawa terpingkal-pingkal saat menyimak monolog, duolog, ataupun dialog dalam siaran radio dan televisi, ataupun yang sebenarnya. Kita bisa terhibur ketika menyimak lagu-lagu, musik-musik, dan lelucon-lelucon yang dibawakan para pelawak kita. Bisa lupa segala kesusahan dan tugas berat karenanya. Nikmat bukan?

Apabila kita menyimak demi kesenangan, demi kenikmatan, maka aturan-aturan berikut akan terasa menguntungkan:
  1. Duduklah secara menyenangkan, dalam posisi santai, baik fisik maupun mental.
  2. Usahakan adanya suatu sikap yang reseptif
  3. Gunakanlah imajinasi dan empati
  4. Periksalah secara kritis reaksi-reaksi diri sendiri setelah mendengarkan bahan simakan itu.
Contoh Latihan:
  • Mendengarkan musik/lagu dari tape recorder
  • Menyimak pembacaan cerita lucu, puisi, dan cerpen
  • Menyimak teman menyanyikan lagu

2. Menyimak Demi Penilaian
Menyimak evaluatif memainkan peranan jenis menyimak yang paling canggih yang dapat kita rasakan. Dalam kegiatan menyimak evaluatif ini, kita selaku penyimak harus mampu memberikan penilaian, pendapat, keputusan, dam komentar yang kritis terhadap materi pembicaraan.

Kalau kita menyimak demi penilaian, maka ada manfaatnya menggunakan pertanyaan-pertanyaan berikut:
  1. Apakah tujuan umun dan tujuan khusus pembicara?
  2. Bagaimanakah cara sang pembicara memangkitkan serta menarik minat dan perhatian penyimak?
  3. Apakah si pembicara itu merupakan sumber yang dapat dipercaya mengenai masalah yang dibicarakan?
  4. Dapatkah Anda melihat atau merasakan asumsi-asumsi tersirat penting dalam pembicaraan tersebut?
  5. Apakah gaya dan bahasa pembicara menunjang kejelasan dan kepersuasifan ide-ide yang dikemukakannya?
  6. Tuntutan apakah yang diharapkan sang pembicara kepada anda sebagai penyimak selaku insan yang bernalar dan berperasaan?
Contoh Latihan:
1. Anda menyimak pembacaan/penyajian sebuah tulisan/artikel
2. Anda menilai pembicaraan itu berdasarkan urutan isi pembicaraan penyajian
3. Anda dapat menyimpulkan isi pembicaraan ini baik atau buruk?

3.Menyimak Demi Pemahaman
Menyimak pemahaman ini jauh lebih sulit daripada menyimak demi penikmatan. Menyimak pemahaman menuntut suatu pemetikan tema atau pesan tertentu dan terarah, suatu perasaan mengenai keseluruhan strukturnya, pemahaman pengertian-pengertian istilah pengenalan atas jenis-jenis materi penunjang, suatu perasaan untuk membedakan yang lebih penting dari yang kurang penting pada pembicaraan itu, dan juga suatu penafsiran bagaimana carnya sang pembicara menyesuaikan ide, sikap, keyakinan, dan nilainya terhadap penyimak.

Menyimak pemahaman ini lebih sulit karena penyimak tidak menerima setiap stimulus yang dikirim oleh pembicara. Menyimak pemahaman menurut si penyimak paham terhadap proses komplesi atau resolusi atau proses penyelesaian.

Kalau kita menyimak demi pemahaman, hendaknya ikuti langkah-langkah berikut:
  1. Kenalilah ide-ide utama atau gagasan-gagasan pokok sang pembicara, pusatkanlah perhatian pada masing-masing ide itu yang disajikan oleh pembicara.
  2. Kenalilah struktur atau susunan butir-butir pokok yang dominan. Harus dapat dipastikan apakah ide-ide itu disusun kronologi atau berpola pemecahan masalah.
  3. Periksalah secara kritis rincian-rincian yang dipakai untuk mengembangkan serta menunjang ide-ide pokok.
  4. Hubungkan ide-ide pokok pembicara dengan kepercayaan, sikap, nilai-nilai , dan perilaku kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar