Kamis, 16 Desember 2010

Bahan Simakan yang dapat Menarik Perhatian

Agar presentasi dapat menarik perhatian para penyimak, maka haruslah memenuhi butir-butir berikut ini:
  1. Tema Harus up-to-date. Bahan-bahan mutakhir yang terbaru, yang muncul dalam kehidupan biasanya menarik perhatian. Oleh sebab itu sang pembicara harus pandai memilih salah satu topik masalah yang masih menjadi buah pembicaraan dalam masyarakat. Kalau hal ini dapat diseleksi dengan baik, tentu pembicaraan yang disajikan pasti menarik perhatian, sebab semua orang ingin tahu akan masalah itu dan bagaimana cara pemecahannya atau penyelesaiannya.
  2. Tema Terarah dan Sederhana. Tema pembicaraan jangan terlalu luas. Cakupan pembicaraan yang terlalu luas takkan terjangkau oleh para penyimak. Pilihlah salah satu topik yang sederhana, jangan terlalu rumit dan sukar, yang muncul dari kehidupan sehari-hari. Bahan pembicaraan yang terlalu mengambang serta rumit tidak akan menarik perhatian, malahan membosankan dan membingungkan para penyimak. Harus diingat bahwa yang "sederhana" tidak harus diidentikkan dengan "jelek" dan "tidak berguna"
  3. Tema dapat menambah pengalaman dan pemahaman. Dari pembicaraan seseorang, biasanya kita mengharapkan adanya hal-hal yang dapat menambah pengetahuan. Topik atau tema yang disajikan dapat memperkaya pengalaman dan mempertajam pemahaman serta penguasaan para penyimak akan masalah itu. Nah, baik topik, maupun cara penyajiannya harus mampu memenuhi tuntutan itu. Siapa yang mau membuang-buang waktu dan tenaga justru untuk menyimak hal-hal yang tidak berguna, bukan?
  4. Tema bersifat sugestif dan evaluatif. Tema atau topik pembicarran haruslah dipilih sedemikian rupa sehingga merangsang penyimak untuk berbuat dengan tepat serta dapat memberi penilaian tepat tidaknya, baik buruknya tindakan yang akan dilaksanakan. Pokok pembicaraan harus dapat menggugah serta merangsang para penyimak untuk berbuat, bertindak, dan berkata dalam hatinya: "Sayapun pasti dapat dan berhasil mengerjakan hal serupa itu".
  5. Tema bersifat motivatif. Topik atau tema pembicaraan seyogyanya dapat memberikan dorongan kuat untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Dapat memotivasi par apenyimak untuk bekerja lebih tekun untuk mencapai hasil yang lebih baik. Tentunya sang pembicara tidak mengharapkan kurangnya motivasi berbuat dan bertindak para penyimak setelah menyimak ceramah atau ujarannya.
  6. Pembicara harus dapat menghibur. Manusia hidup membutuhkan hiburan, apalagi setelah bekerja berat seharian. Dengan menyimak sesuatu, maunya orang bisa melupakan kesusahan atau masalah hidup, paling sedikit buat sementara, pada saat menyimak itu. Oleh sebab itu sang pembicara harus pandai berkelakar, membuat humor yang dapat membuat para penyimak tertawa, kalau perlu sampai terbahak-bahak.
  7. Bahasa sederhana mudah dimengerti. Banyak orang beranggapan bahwa suatu ceramah, kuliah, atau pembicaraan yang bermutu harus diiringi oleh kata-kata yang pelik, istilah-istilah baru, dan kalimat-kalimat yang panjang serta rumit. Anggapan itu keliru. Dengan bahsa yang "sederhana" pun pesan dapat disampaikan kepada para penyimak. Justru dengan bahasa yang sederhana, tema atau topik pembicaraan lebih mudah dipahami, lebih cepat dimengerti, komunikasi berjalan lasncar tanpa kendala kebahsaan. Oleh karena itu sang pembicara harus dapat mempergunakan bahasa yang sederhana, yang mudah dimengerti, serta diselang-seling dengan humor dan petatah-petitih.
  8. Komunikasi dua arah. Alangkah baiknya jika suatu ceramah memberi kesempatan bertanya atau mengemukakan pendapat kepada para penyimak. Jadikanlah forum komunikasi itu menjadi komunikasi dua arah. Sang pembicara harus mengusahakan timbulnya dialog dia dengan partisipan, walaupun hal ini menuntut pengetahuan umum yang luas. Komunikasi itu jangan dibicarakan menjadi ajang duolog melulu, yang membuat perhatian penyimak pudar atau hilang sama sekali. Beri kesempatan berbicara juga kepada penyimak, saling berganti agar komunikasi hidup, bersifat dua arah, merupakan dialog.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar