Ketika seseorang hendak sujud dan mendahulukan kedua lutut daripada kedua tangannya, berarti punggungnya tetap dalam keadaan lurus dan tulang punggung tetap dalam posisi asalnya. Tetapi, apabila mendahulukan kedua tangannya dari kedua lututnya, terpaksa dia harus , badannya ke depan dan menghadapkannya ke tanah dengan bertumpu pada kedua telapak tangan. Gerakan semacam ini menjadikan tulang punggung melengkung ke belakang. Meskipun gerakan ini sebentar, namun tulang punggung yang melengkung ke belakang itu mengakibatkan tertekannya tulang-tulang rawan di sekitar punggung. Tekanan ini muncul akibat berat badan dan punggung yang melengkung kebelakang.
Ketika ruku, otot-otot belakang kaki mengencang dengan sempurna, dan daerah yang memenuhi seluruh pembuluh di dalamnya. Tetapi, setelah ia bangun dan kemudian bergerak unutk sujud, otot-otot kaki mengerut. Otot-otot ini memompa darah dengan kuat ke jantung, dibantu oleh gerakan menunduk untuk sujud. Gerakan ini berfungsi melancarkan sirkulasi darah di pembuluh otot yang terdapat di kaki sehingga terhindar dari pembengkakan pembuluh darah di betis maupun katup pembuluh darah di betis.
Mendahulukan lutut dari kedua tangan ketika hendak sujud mengharuskan seseorang bertumpu pada telapak kaki bagian depan. Kemudian ruas persendian jari kaki akan terdorong ke belakang sehingga tulang pada kaki semakin melengkung. Saluran pembuluh darah dan saraf kaki akan terjaga oleh lengkungan kaki tersebut.
Kekuasaan Allah SWT. sajalah yang telah menjadikan panjang jari-jari tidak rata , tetapi berjenjang. Jenjang jari-jari kaki ini selaras dengan kedalaman lengkungan sisi telapak kaki. Jika kita perhatikan sisi dalam telapak kaki, lengkungan sisi telapak kaki akan tampak jelas. Ia lurus dengan jari kaki yang paling besar dan kuat. Kemudian semakin ke arah luar, jari-jari semakin pendek. Pada jari yang terpendek, lengkungan sudah tidak ada lagi sehingga ia bersentuhan langsung dengan tanah. Jenjang jari dan kekuatannya selaras dengan kedalaman lengkungan sisi telapak kaki. Karena itu, ketika seseorang hendak sujud dan bertumpu pada jari kaki, maka ruas persendian kaki ini terdorong ke belakang secara otomatis, sesuai dengan urutan panjang jari-jari tersebut.
Titik tumpu pada jari kaki yang paling besar lebih kuat daripada jari lainnya. Karena itu, tekanan pada ruas jari tersebut juga semakin kuat, sesuai dengan kedalaman lengkungan sisi kaki yang lurus dengan jari tersebut. Kemudian, tekanan pada ruas jari tersebut semakin berkurang pada tiga jari berikutnya sesuai dengan semakin rendahnya lengkungan sisi kaki bagian luar. Sementara jari kelingking, ketika jari lainnya menjafi titik tumpu, hampir tak menyentuh tanah sehingga ruas jari ini tidak mengalami tekanan apapun, sesuai dengan posisinya yang lurus dengan tulang yang tidak ada lagi lengkungannya.
Maka, tampaklah hikmah mengapa jari kaki tidak rata dan berjenjang. Akan tampak pula hikamah lain ketika jari-jari kaki menjadi titik tumpu saat sujud. Semua ini demi memperkuat jaringan otot yang dapat menjaga lengkungan alami pada kaki. Hal ini juga menjadi latihan untuk menjaga agar telapak kaki tidak rata akibat terlalu banyak berjalan atau mengangkat beban.
Otot pada kedua kaki merupakan salah satu otot terbesar ada tubuh manusia, terutama empat ruas otot yang terdapat di paha bagian depan. Karena itu, otot-otot ini membutuhkan latihan dan beban yang lebih berat untukk memperkuatnya. Manjatuhkan diri ketika sujud dengan kedua lutut dan tangan mengharuskan otot-otot ini mengerahkan tenaga yang cukup untuk menopang berat badan mulai dari mnunduk hingga meletakkan lutut di tanah. Tenaga yang dikeluarkan untuk menopang tubuh ini mampu menambah kekuatan otot kaki. Meskipun waktu gerakan untuk sujud tidak lama, tetapi pengulangan pada tiap rakaat dapat menambah kekuatan otot kaki tersebut. Hal ini disebut sebagai kekuatan otot untuk mengatasibeban yang berbeda-beda.
Manusia yang kuat butuh olahraga yang lebih banyak dan berat. Sebaliknya, orang lemah memerluka olahraga yang lebih ringan. Begitu ula anak-anak dan remaja membutuhkan olahraga yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan mereka.
Karena otot kaki menaggung beban berat badan, maka pada setiap orang beban itu berbeda-beda. Otot anak kecil hanya mampu menopang beban tubuhnya yang juga kecil. Begitu pula para olahragawan yang bertubuh besar dan kuat, maka ototnya mampu menanggung beban tubuhnya yang juga besar.
Gerakan-gerakan shalat memerhatikan perbedaan-perbedaan semacam ini, terutama bagi orang yang sedang sakit atau tak mampu malaksanakan gerakan shalat secara normal.
Karena merunduk untuk sujud ini dilakukan dengan cepat, maka gerakan ini mempercepat suplai darah ke kepala. Dan ketika bangun dan ruku, darah terpompa dari jantung ke kepala. Dan ketika merunduk untuk sujud, aliran darah ke kepala semakin cepat disebabkan gerak reflek darah. Hal inilah yang menambah suplai darah ke kepala.
Tetapi apakah faedah semakin bertambahnya suplai darah ke otak ini? Dalam keadaan sehat dan normal, seseorang bisa saja terkena pusing disebabkan kurangnya oksigen yang terserap ke otak maupun lambatnya proses pembersihan dan sisa-sisa pembakaran di otak sehingga terjadi ketegangan pada otak, karena terlalu berat berfikir atau sulit bernafas.
Bertambahnya suplai darah ke kepala berarti bertambahnya oksigen sebagai hasil dari bertambahnya kuantitas darah yang kaya oksigen. Berarti juga semakin cepatnya pembersihan dari proses kimiawi, bersama darah yang mengalir kembali dari kepala ke jantung. Hasilnya dapat menyembuhkan rasa pusing akibat penumpukan sisa-sisa proses kimiawi di otak maupun karena minimnya oksigen yang terserap ke otak. Selanjutnya, vitalitas otak akan segera kembali.
Adapun bagi para penderita tekanan darah rendah, kurang darah, maupun kondisi lemah yang biasanya menyertai tekanan darah rendah, keadaanya bisa semakin memburuk. Maksudnya, semakin sedikit jumlah suplai darah ke kepala akibat penyakit-penyakit tersebut, daat mengakibatkan rasa pusing yang luar biasa. Hal ini merupakan akibat dari kekurangan oksigen dan memumpuknya sisa-sisa makanan di otak. Akibat lalinnya adalah pandangan kabur, mata berkunang-kunang, dan tidak fokus. Bahkan, daat menghilangkan daya pikir sehingga vitalitas tubuh akan semakin menurun, di samping penuruna drastis pada fungsi-fungsi vital dalam tubuh lainnya.
Karena menunduk untuk sujud itu manambah suplai darah ke otak, maka gerakan itu dapat memperbaharui aktivitas pikiran dan mempercepat proses pembersihan sisa-sisa di otak. Pandangan akan semakin terang, rasa pusing akibat kekurangan oksigen juga terobati, sehingga kemampuan fungsional otak bertambah. Ini [un juga mampu menghilangkan rasa kantuk. Demikian pula fungsi-fungsi tubuh lainnya.
Turunan ilmu
Minggu, 16 Januari 2011
Gerakan Shalat Bagi Kesehatan: Rahasia Berdiri Dari Ruku
Seusai melakukan gerakan ruku, seseorang lalu bangun dan berdiri tegak setelah ruku maka otot-otot punggung, pinggul, dan bagian belakang kaki akan mengerut. Sebaliknya, otot-otot bagian dada, perut, dan bagian depan kaki mengendor. Hal ini terjadi dikarenakan seluruh otot-otot tersebut menahan tubuh dari gaya gravitasi bumi. Kekuatan otot-otot ini memang dikenal mampu menghadapi tantangan yang berbeda-beda. Karena berdiri dari ruku mengharuskan otot-otot tersebut menahan tubuh dari tekanan gaya gravitasi bumi maka efeknya adalah terjadinya peningkatan kekuatan otot-otot, terutama pada bagian belakang dua kaki, pinggul, dan punggung.
Jadi, kalau kita perhatikan, ketika ruku, otot-otot punggung relatif lebih mengalami kekeuatan peningkatan kekuatan daripada otot-otot perut. Demikian pula pada posisi bangun dari ruku. Pertanyaan, mengapa otot perut atau dada tidak mengalami peningkatan kekuatan yang sama dengan otot punggung, padahal keduanya sama-sama berfungsi dan bergerak?
Manusia umumnya mengalami pembungkukan ke arah depan sebagai akibat melemahnya dan semakin mengendornya otot-otot punggung. Hal ini sangat biasa terjadi pada manusia dalam menjalani kehidupan alaminya. Umumya, manusia melihat ke arah depan dan juga arah bawah. Karen itu, sedikit demi sedikit kepala miring ke arah depan dan akhirnya menekan bagian atas tubuh ke bawah. Akibatnya, secara perlahan manusia bungkuk ke depan. Jarang sekali manusia melihat ke atas atau ke belakang. Karena itu, sedikit sekali kepala yang miring ke belakang. Jadi, manusia lebih rentan bungkuk ke depan,karena otot punggung yang melemah dan mengendor. Kita tidak pernah bertemu dengan orang yang bungkuk ke belakang. Dengan demikian, manusia lebih membutuhkan penguatan tulang punggung untuk menghindari bungkuk ke depan. Inilah yang hendak dicapai melalui gerakan rukuk dan bangun dari ruku. Dua gerakan ini berusaha menguatkan otot punggung dan perut, sekaligus menghindari dari pembungkukan ke depan.
Setelah berdiri tegak dari ruku, seseorang harus mengangkat kadua tangannya sejajar dengan dua pundaknya.
Sementara cara mengangkat tangan ketika bangun dari ruku,menurut jumhur ulama, sama dengan ketika takbiratul ihram, yaitu mengangkat kedua tangan sejajar dengan kedua pundak, sedang ujung-ujung jari sejajar denganujung bagian atas telinga, dan jari jempol sejajar dengan .daun telinga bagian bawah.
Jadi, kalau kita perhatikan, ketika ruku, otot-otot punggung relatif lebih mengalami kekeuatan peningkatan kekuatan daripada otot-otot perut. Demikian pula pada posisi bangun dari ruku. Pertanyaan, mengapa otot perut atau dada tidak mengalami peningkatan kekuatan yang sama dengan otot punggung, padahal keduanya sama-sama berfungsi dan bergerak?
Manusia umumnya mengalami pembungkukan ke arah depan sebagai akibat melemahnya dan semakin mengendornya otot-otot punggung. Hal ini sangat biasa terjadi pada manusia dalam menjalani kehidupan alaminya. Umumya, manusia melihat ke arah depan dan juga arah bawah. Karen itu, sedikit demi sedikit kepala miring ke arah depan dan akhirnya menekan bagian atas tubuh ke bawah. Akibatnya, secara perlahan manusia bungkuk ke depan. Jarang sekali manusia melihat ke atas atau ke belakang. Karena itu, sedikit sekali kepala yang miring ke belakang. Jadi, manusia lebih rentan bungkuk ke depan,karena otot punggung yang melemah dan mengendor. Kita tidak pernah bertemu dengan orang yang bungkuk ke belakang. Dengan demikian, manusia lebih membutuhkan penguatan tulang punggung untuk menghindari bungkuk ke depan. Inilah yang hendak dicapai melalui gerakan rukuk dan bangun dari ruku. Dua gerakan ini berusaha menguatkan otot punggung dan perut, sekaligus menghindari dari pembungkukan ke depan.
Setelah berdiri tegak dari ruku, seseorang harus mengangkat kadua tangannya sejajar dengan dua pundaknya.
Sementara cara mengangkat tangan ketika bangun dari ruku,menurut jumhur ulama, sama dengan ketika takbiratul ihram, yaitu mengangkat kedua tangan sejajar dengan kedua pundak, sedang ujung-ujung jari sejajar denganujung bagian atas telinga, dan jari jempol sejajar dengan .daun telinga bagian bawah.
Sabtu, 15 Januari 2011
Gerakan Shalat Bagi Kesehatan: Rahasia Gerakan Ruku
Mengapa gerakan ruku menjadi demikian penting? Tentu saja karena gerakan ruku memiliki daya yang luar biasa yang tidak terdapat dalam gerakan lainnya.
Seseorang yang melakukan ruku, otot-otot bagian depan tubuh seperti otot dada, perut, dan kaki bagian depan akan berelaksasi. Sedangkan otot-otot tubuh bagian balakang seperti otot punggung, bagian belakang kaki, dan pinggul secara perlahan akan berkontraksi. Karena badan relatif berat, maka otot-otot ini mencurahkan energi yang besar untuk menjaga stabilitas tubuh pada saat ruku.
Ketika ruku, punggung harus lurus. Untuk mencapai posisi demikian, kaki harus sedikit melengkung ke belakang, karena titik pusat gerak badan bergeser ke usat penyangga tubuh. Lengkungan kaki ini menyebabkan tekanan yang kuat terhadap otot kaki bagian belakang sehingga otot itu mengencang. Otot yang mengencang ini sebanding dengan otot kaki bagian belakang yang mengerut berulang kali ketika berjalan atau berlari. Otot yang mengencang ini hanya terjadi pada saat ruku atau sejenisnya, sementara pada gerakan lain, tidak sesempurna ketika ruku. Otot kaki bagian belakang yang mengencang ini dapat menambah vitalitas otot-otot bagian belakang.
Otot yang semakin mengencang dan memanjang tersebut juga menambah kelenturan yang merupakan salah satu unsur kebugaran tubuh. Kelenturan ini memungkinkan persendian-persendian tubuh bergerak secara maksimal. Pengencangan pada bagian belakang otot kaki dapat bertambah karena tubuh membungkuk kedepan. Dengan begitu, unsur kelenturan akan terus berkembang.
Otot bagian belakang kaki yang mengencang dan disertai tulang pinggul yang menekuk ke depan dapat menyebabkan tulang di sekitar lumbal semakin cekung. Semakin longgar rongga pada bagian lumbal ini, maka ia semakin memberikan tekanan pada otot bagian belakang dua kaki. Inilah yang dikenal dengan penyakit asam urat pada lumbal. Selain itu, tekanan pada sisi luar dari tulang rawan yang ada di sekitar lumbal juga bertambah. Inilah yang menimbulkan pergeseran pada tulang cakram di antara ruas tulang belakang.
Dua kaki yang sedikit menekuk ke belakang dan badan yang membungkuk ke depan dan lurus dapat mengurangi kemiringan tulang pinggul di bagian tulang belakang, sekaligus menjaga agar punggung tetap lurus. Otot punggung mengarahkan energi yang kuat untuk menahan berat badan. Sementara ia sendiri dalam keadaan mengencang akibat harus menguatkan otot-otot itu sendiri yang tidak mungkin terjadi apabila rongga tulang pinggul semakin lebar.
Mengaa Rasulullah Saw. menyuruh meletakkan kedua tangan di atas lutut, bukan di paha? Apa pula akibatnya apabila meletakkan kedua tangan di paha?
Pertama, meletakkan kedua tangan di antara kedua paha mengakibatkan kedua pundak melengkung dan punggung pun menjadi cembung. Hal ini tidak sesuai dengan perintah agar punggung lurus. Selain itu, hal ini pun dapat menyesakkan rongga dada, sehingga akan membuat sulit bernafas, ruang aktif paru-parupun menyempit, padahal ia merupakan ruang menghirup dan menghembuskan udara. Bila rongga paru-paru menyempit, otomatis oksigen yang terserap akan semakin sedikit, kuantitas darah yang kaya oksigen dan darah yang mengalirkan makanan ke sel dan otot semakin sedikit, pembersihan sisa-sisa pembakaran dalam tubuh akan lambat, dan darah yang mengalirkan sari makana dan oksigen ke otak un akan sedikit, termasuk eroses pembersihan sisa pembakaran di dalamnya. Dalam waktu yang relatif singkat, semua itu dapat menyebabkan kelelahan pada otot dan pikiran.
Kedua, meletakkan kedua tangan di antara kedua paha mengharuskan seseoarang memindahkan salah satu kakinya merapat ke kaki yang lain, sehingga sesuai dengan posisi tangan. Apabila kaki merapat, bararti jarak kai tidak lagi sejajar dengan dua pundak. Posisi demikian mengakibatkan kehilangan keseimbangan tubuh dan pada saat ruku akan goyah. Hal ini tidak sesuai dengan tuntunan kekhusyukan dan ketenangan beribadah kepada Allah SWT.
Bisa saja menyesuaikan posisi tangan dan kedua paha dengan cara merapatkan kedua lutut, tanpa mengubah posisi kedua telapak kaki. Tetapi, posisi tersebut menempatkan seluruh berat badan pada urat telapak kaki bagian dalam. Kondisi seperti ini, pada akhirnya akan menyebabkan retaknya lekukan kaki, atau dikenal dengan kaki rata (flat foot).
Meletakkan kedua tangan ke lutut dan meregangkan jari-jari hingga ke betis dapat menjamin kekencangan lutut secara sempurna. Tanpa hal itu, posisi ruku tidak dapat mengencangkan otot bagian belakang kaki.
Merenggangkan jari di atas lutut juga dapat mengokohkan posisi tulang tempurung pada lutut. Tidak seperti sebagian orang yang menekan lutut, jari jempolnya mengarah ke dalam dan jarinya mengarah ke sisi yang lain, posisi seperti ini akan menyebabkan tekanan pada bagian atas tempurung lutut, hingga akhirnya lutut dapat bergeser dari tempat semula.
Berdasarkan tuntunan Rasulullah SAW. ketika ruku, dua siku harus renggang atau jauh dari dua lambung. Posisi ini berbeda bagi wanita. Wanita dianjurkan merapatkan siku dan lambungnya agar dapat menutupi tubuhnya.
Ketika ruku, punggung harus lurus. Untuk mencapai posisi demikian, kaki harus sedikit melengkung ke belakang, karena titik pusat gerak badan bergeser ke usat penyangga tubuh. Lengkungan kaki ini menyebabkan tekanan yang kuat terhadap otot kaki bagian belakang sehingga otot itu mengencang. Otot yang mengencang ini sebanding dengan otot kaki bagian belakang yang mengerut berulang kali ketika berjalan atau berlari. Otot yang mengencang ini hanya terjadi pada saat ruku atau sejenisnya, sementara pada gerakan lain, tidak sesempurna ketika ruku. Otot kaki bagian belakang yang mengencang ini dapat menambah vitalitas otot-otot bagian belakang.
Otot yang semakin mengencang dan memanjang tersebut juga menambah kelenturan yang merupakan salah satu unsur kebugaran tubuh. Kelenturan ini memungkinkan persendian-persendian tubuh bergerak secara maksimal. Pengencangan pada bagian belakang otot kaki dapat bertambah karena tubuh membungkuk kedepan. Dengan begitu, unsur kelenturan akan terus berkembang.
Otot bagian belakang kaki yang mengencang dan disertai tulang pinggul yang menekuk ke depan dapat menyebabkan tulang di sekitar lumbal semakin cekung. Semakin longgar rongga pada bagian lumbal ini, maka ia semakin memberikan tekanan pada otot bagian belakang dua kaki. Inilah yang dikenal dengan penyakit asam urat pada lumbal. Selain itu, tekanan pada sisi luar dari tulang rawan yang ada di sekitar lumbal juga bertambah. Inilah yang menimbulkan pergeseran pada tulang cakram di antara ruas tulang belakang.
Dua kaki yang sedikit menekuk ke belakang dan badan yang membungkuk ke depan dan lurus dapat mengurangi kemiringan tulang pinggul di bagian tulang belakang, sekaligus menjaga agar punggung tetap lurus. Otot punggung mengarahkan energi yang kuat untuk menahan berat badan. Sementara ia sendiri dalam keadaan mengencang akibat harus menguatkan otot-otot itu sendiri yang tidak mungkin terjadi apabila rongga tulang pinggul semakin lebar.
Mengaa Rasulullah Saw. menyuruh meletakkan kedua tangan di atas lutut, bukan di paha? Apa pula akibatnya apabila meletakkan kedua tangan di paha?
Pertama, meletakkan kedua tangan di antara kedua paha mengakibatkan kedua pundak melengkung dan punggung pun menjadi cembung. Hal ini tidak sesuai dengan perintah agar punggung lurus. Selain itu, hal ini pun dapat menyesakkan rongga dada, sehingga akan membuat sulit bernafas, ruang aktif paru-parupun menyempit, padahal ia merupakan ruang menghirup dan menghembuskan udara. Bila rongga paru-paru menyempit, otomatis oksigen yang terserap akan semakin sedikit, kuantitas darah yang kaya oksigen dan darah yang mengalirkan makanan ke sel dan otot semakin sedikit, pembersihan sisa-sisa pembakaran dalam tubuh akan lambat, dan darah yang mengalirkan sari makana dan oksigen ke otak un akan sedikit, termasuk eroses pembersihan sisa pembakaran di dalamnya. Dalam waktu yang relatif singkat, semua itu dapat menyebabkan kelelahan pada otot dan pikiran.
Kedua, meletakkan kedua tangan di antara kedua paha mengharuskan seseoarang memindahkan salah satu kakinya merapat ke kaki yang lain, sehingga sesuai dengan posisi tangan. Apabila kaki merapat, bararti jarak kai tidak lagi sejajar dengan dua pundak. Posisi demikian mengakibatkan kehilangan keseimbangan tubuh dan pada saat ruku akan goyah. Hal ini tidak sesuai dengan tuntunan kekhusyukan dan ketenangan beribadah kepada Allah SWT.
Bisa saja menyesuaikan posisi tangan dan kedua paha dengan cara merapatkan kedua lutut, tanpa mengubah posisi kedua telapak kaki. Tetapi, posisi tersebut menempatkan seluruh berat badan pada urat telapak kaki bagian dalam. Kondisi seperti ini, pada akhirnya akan menyebabkan retaknya lekukan kaki, atau dikenal dengan kaki rata (flat foot).
Meletakkan kedua tangan ke lutut dan meregangkan jari-jari hingga ke betis dapat menjamin kekencangan lutut secara sempurna. Tanpa hal itu, posisi ruku tidak dapat mengencangkan otot bagian belakang kaki.
Merenggangkan jari di atas lutut juga dapat mengokohkan posisi tulang tempurung pada lutut. Tidak seperti sebagian orang yang menekan lutut, jari jempolnya mengarah ke dalam dan jarinya mengarah ke sisi yang lain, posisi seperti ini akan menyebabkan tekanan pada bagian atas tempurung lutut, hingga akhirnya lutut dapat bergeser dari tempat semula.
Berdasarkan tuntunan Rasulullah SAW. ketika ruku, dua siku harus renggang atau jauh dari dua lambung. Posisi ini berbeda bagi wanita. Wanita dianjurkan merapatkan siku dan lambungnya agar dapat menutupi tubuhnya.
Gerakan Shalat Bagi Kesehatan: Rahasia Berdiri
Seseorang yang salat hendaknya berdiri, dua kaki direnggangkan sejajar dengan kedua pundak, jari-jari sejajar pada satu garis lurus dan menghadap ke arah kiblat, sedangkan titik tumpunya adalah pada suatu tumit, dan bagian depan telapak kaki. Dengan demikian, barat badan tidak akan tertumpu pada urat bawah kaki saja, karena hal ini dapat menyebabkan lekukan kaki rusak. Selain itu tangan kanan diletakkan di atas tangan kiri di depan dada, tepatnya telapak tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri.
Adapun pandangan mata tidak boleh melebihi batas tempat salat dan tidak boleh melihat ke selain tempat sujud. Mengapa demikian? Jika seseorang menopak sesuatu yang berat di dua lengannya, badannya akan sedikit miring ke belakang, karena dia menanggung beban susuatu yang digendong tadi dan beban dirinya sendiri. Seluruh badan ini bertumpu pada titik yang sama, yaitu dua kaki yang telentang. Tingkat kemiringan badan itu juga tergantung pada beban yang ditanggung. Semakin berat beban yang ditopang, semakin miring pula badan yang ditopang.
Kedua lengan itu sendiri memiliki berat sehingga ketika seseorang mengangkat kedua lengannya ke depan, maka tubuhnya akan miring kebelakang, akibat berat dua lengan dan tubuhnya sendiri. Seluruh beban ini juga bertumpu pada penyangga yang sama, yaitu dua kaki yang terentang. Karena kedua lengan itu tidak terlalu berat, maka tubuh juga tidak terlalu miring ketika menaggungnya.
Gerakan Shalat Bagi Kesehatan : Rahasaia Letak Kedua Tangan
Sebagian besar ulama menyatakan bahwa meletakkan kedua tangan di dada adalah salah satu cara mendapatkan kekhusyukan dalam shalat. Rasulullah Saw. selalu meletakkan tangan kanan di atas tangan kirinya dan tempatnya adalah di dada, yaitu antara tulang rusuk dan pusar. Telapak tangan kanan berada di atas pergelangan tangan kiri. Sebagian mengatakan jari kelingking dan jempol memegang pergelangan tangan, sementara tiga jari tengah lurus di lengan bagian bawah. Apakah rahasia di balik letak tangan yang demikian?
Menurut Hembing Wijayakusuma (1995), hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:
Menurut Hembing Wijayakusuma (1995), hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:
- Pertama, dilihat dari segi anatomi tubuh, letak kedua tangan di dada merupakan posisi yang paling baik bagi lengan.
- Kedua, posisi tangan kanan di atas tangan kiri berarti mempertahankan kesejajaran kedua pundak. Ketika meletakkan kedua tangan seperti ini, maka lengan pasti berada padaposisi sudut yang sama. Dengan demikian posisi ini mampu memperkuat kedua pundak.
- Ketiga, posisi tangan seperti ini juga dapat menguatkan posisi dua telapak kaki. Hal ini karena keduanya bertumpu pada sudut dataran yang sama, yaitu tanah, sebagaimana merapatkan kedua pundak dapat membagi konsentrasi beban tulang pinggul pada dua sisi bagian bawah. Letak tangan seperti ini dapat menghalangi timbulnya efek pembengkokan susulan pada tulang puggung.
Selasa, 04 Januari 2011
Soal Jawab tujuan Ekonomi Manajemen Keuangan
1. Kalau struktur kekayaan diartikan sebagai perbandingan diantara aktiva lancar dengan aktiva tetap, maka mana diantara keputusan-keputusan keuangan yang akan mempengaruhi struktur kekayaan?
a. Keputusan investasi
b. Keputusan pendanaan
c. Kebujakan dividen
d. jawaban b dan c benar
a. Keputusan investasi
b. Keputusan pendanaan
c. Kebijakan dividen
d. Jawaban b dan c benar
a. Kas perusahaan bertambah denganRp.500 juta
b. Kekayaan perusahaan bertambah sebesar Rp.500 juta
c. Modal sendiri bertambah sebesar Rp.500 juta
d Tidak ada jawaban yang benar
a. Tidak mempunyai biaya modal
b. Biaya modalnya lebih rendah dari biaya dana yang berasal dari pinjaman
c. Meningkatkan keamanan pemberi pinjaman
d. Lebih menguntungkan daripada kredit
a. Manajemen keuangan menjadi semakin deskriptif
b. Manajemen keuangan menjadi semakin berorientasi dari pandangan pihak kreditor
c. Manajemen keuangan menjadi semakin analitis
d. Semua jawaban benar.
a. Keputusan investasi
b. Keputusan pendanaan
c. Kebujakan dividen
d. jawaban b dan c benar
- Jawab: a. Karena keputusan investasi akan mempengaruhi jumlah dan komposisi aktiva yang ada dalam perusahaan, sedangkan keputusan pendanaan dan kebijakan dividen akan mempengaruhi sisi pasiva neraca.
a. Keputusan investasi
b. Keputusan pendanaan
c. Kebijakan dividen
d. Jawaban b dan c benar
- Jawab: d. Keputusan pendanaan memilih jenis dana yang akan dipergunakan (yaitu hutang ataukah modal sendiri). Kebijakan dividen menentukan banyak sedikitnya laba yang ditahan (yang merupakan modal sendiri). Karena itu keduanya akan mempengaruhi struktur modal.
a. Kas perusahaan bertambah denganRp.500 juta
b. Kekayaan perusahaan bertambah sebesar Rp.500 juta
c. Modal sendiri bertambah sebesar Rp.500 juta
d Tidak ada jawaban yang benar
- Jawab: d. Kas tidak meningkat sesuai dengan laba bersih yang diperoleh, sebab mungkin sebagian telah dipergunakan untuk yang lain. Penambahan kekayaan juga tidak identik dengan tambahan keuntungan bersih karena ada kemungkinan pembayaran dividen. Demikian pula untuk penambahan modal sendiri.
a. Tidak mempunyai biaya modal
b. Biaya modalnya lebih rendah dari biaya dana yang berasal dari pinjaman
c. Meningkatkan keamanan pemberi pinjaman
d. Lebih menguntungkan daripada kredit
- Jawab: c. Modal sendiri mempunyai biaya modal yang bahkan akan lebih tinggi dari biaya dana yang berasal dari pinjaman. Hal ini disebabkan karena pemilik perusahaan menanggung resiko yang lebih besar dari kreditor. Semakin besar modal sendiri, semakin aman pemberi pinjaman karena dijamin oleh modal sendiri yang makin besar.
a. Manajemen keuangan menjadi semakin deskriptif
b. Manajemen keuangan menjadi semakin berorientasi dari pandangan pihak kreditor
c. Manajemen keuangan menjadi semakin analitis
d. Semua jawaban benar.
- Jawab: c. Perkembangan manajemen keuangan menjadi semakin analitis. Hal ini disebabkan oleh perkembangan teori keuangan (theory of finance) yang mendasari perkembangan manajemen keuangan. Teori kemungkinan menjadi makin analitis, dengan mencoba menjelaskan mengapa suatu peristiwa keuangan terjadi.
Kamis, 30 Desember 2010
Tanya jawab Manajemen Keuangan
1.Kalau dalam suatu perusahaan terdapat direktur keuangan, apakah keputusan-keputusan keuangan hanya dilakukan oleh direktur tersebut atau bawahannya?
- Jawab: Tidak. Keputusan-keputusan keuangan terutama yang menyangkut masalah penggunaan dana, mungkin sekali melibatkan dan dilakukan direktur-direktur lain. Misalnya keputusan untuk membuat produk baru yang memerlukan investasi pada mesin-mesin baru kemungkinan melibatkan Direktur Pemasaran, Direktur Produksi, dan bahkan direktur Utama. Semakin besar nilai investasi, umumnya semakin banyak pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan.
- Jawab: Pasar keuangan merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran akan dana (baik jangka pendek ataupun jangka panjang). Karena perusahaan selalu memerlukan dana dalam melaksanakan operasinya, dan dana tersebut mungkin tidak bisa dipenuhi hanya dari hasil operasinya, maa perusahaan perlu ke pasar keuangan untuk memperoleh dana. Kalau perusahaan memerlukan dana jangka pendek, perusahaan mungkin datang ke pasar uang, sedangkan untuk dana jangka panjang, mungkin ke pasar modal. Untuk memperoleh dana, manajer keuangan perlu memperhatikan persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh pemilik dana, termasuk jangka waktu tersedianya dana tersebut bagi perusahaan.
- Jawab: Dipandang dari jangka waktu yang dipergunakan, dana bisa dibagi menjadi dana jangka pendek (umumnya jangka satu tahun atau kurang) dan jangka panjang (satu tahun lebih). Disamping itu, dan juga bisa dikelompokkan menjadi dana dalam bentukmodal sendiri. Menjadi tugas manajer keuangan untuk memilih dana yang menguntungkan perusahaan.
- jawab: Pedoman yang digunakan adalah prinsip ekonomi yang mengatakan bahwa penggunaan dana hanya bisa dibenarkan kalau memberikan manfaat yang lebih besar dari pengorbanannya. Manfaat yang diperoleh dari penggunaan dana adalah keuntungan dan pengorbanan adalah biaya dana. Perhatikan disini bahwa setiap jenis dana mempunyai biaya, termasuk modal sendiri. Kalau dana dalam bentuk hutang, biaya yang ditanggung perusahaan jelas nampak ( yaitu bunga yang dibayar), kalau modal sendiri biaya yang ditanggung pemilik perusahaan adalah opportunity cost dana tersebut. Artinya, kalau kita menyetorkan modal sendiri ke perusahaan kita, maka uang tersebut mempunyai alternatif penggunaan. Kalau di tempat lain uang tersebut bisa digunakan untuk menghasilkan 20%,apakah kita bersedia menanam di perusahaan kita hanya dengan memperoleh 15%? Dengan demikian 20% tersebut merupakan biaya modal sendiri tersebut. Dengan demikian setiap penggunaan dana harus bisa menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar dari biaya modalnya. Kalau ini terjadi, maka nilai perusahaan akan meningkat.
- Jawab : Tidak. Memaksimumkan nilai perusahaan memperhatikan dua unsur yang penting, yaitu nilai waktu uang dan resiko yang ditanggung oleh pemilik perusahaan . Nilai waktu uang berarti kita mengakui bahwa nilai rupiah saat ini selalu lebih berharga daripada nanti. Perhitungan laba per lembar saham(earning per share, EPS) tidak memperhatika faktor ini. Lebih lanjut dalam menghitung nilai waktu uang, pemodal akan memperhatikan resiko yang akan ditanggungnya.Semakin tinggi resiko yang ditanggung, maka semakin besar keuntungan yang disyaratkan. Tingkat keuntungan ini yang kemudian dipergunakan untuk menghitung nilai waktu uang. Dalam penghitungan EPS, kita juga tidak memperhatikan faktor ini. Penjelasan tentang hal ini akan lebih jelas sewaktu kita membicarakan konsep-konsep penilaian.
Langganan:
Postingan (Atom)