Sabtu, 15 Januari 2011

Gerakan Shalat Bagi Kesehatan: Rahasia Gerakan Ruku

Mengapa gerakan ruku menjadi demikian penting? Tentu saja karena gerakan ruku memiliki daya yang luar biasa yang tidak terdapat dalam gerakan lainnya.

Seseorang yang melakukan ruku, otot-otot bagian depan tubuh seperti otot dada, perut, dan kaki bagian depan akan berelaksasi. Sedangkan otot-otot tubuh bagian balakang seperti otot punggung, bagian belakang kaki, dan pinggul secara perlahan akan berkontraksi. Karena badan relatif berat, maka otot-otot ini mencurahkan energi yang besar untuk menjaga stabilitas tubuh pada saat ruku.

Ketika ruku, punggung harus lurus. Untuk mencapai posisi demikian, kaki harus sedikit melengkung ke belakang, karena titik pusat gerak badan bergeser ke usat penyangga tubuh. Lengkungan kaki ini menyebabkan tekanan yang kuat terhadap otot kaki bagian belakang sehingga otot itu mengencang. Otot yang mengencang ini sebanding dengan otot kaki bagian belakang yang mengerut berulang kali ketika berjalan atau berlari. Otot yang mengencang ini hanya terjadi pada saat ruku atau sejenisnya, sementara pada gerakan lain, tidak sesempurna ketika ruku. Otot kaki bagian belakang yang mengencang ini dapat menambah vitalitas otot-otot bagian belakang.

Otot yang semakin mengencang dan memanjang tersebut juga menambah kelenturan yang merupakan salah satu unsur kebugaran tubuh. Kelenturan ini memungkinkan persendian-persendian tubuh bergerak secara maksimal. Pengencangan pada bagian belakang otot kaki dapat bertambah karena tubuh membungkuk kedepan. Dengan begitu, unsur kelenturan akan terus berkembang.

Otot bagian belakang kaki yang mengencang dan disertai tulang pinggul yang menekuk ke depan dapat menyebabkan tulang di sekitar lumbal semakin cekung. Semakin longgar rongga pada bagian lumbal ini, maka ia semakin memberikan tekanan pada otot bagian belakang dua kaki. Inilah yang dikenal dengan penyakit asam urat pada lumbal. Selain itu, tekanan pada sisi luar dari tulang rawan yang ada di sekitar lumbal juga bertambah. Inilah yang menimbulkan pergeseran pada tulang cakram di antara ruas tulang belakang.

Dua kaki yang sedikit menekuk ke belakang dan badan yang membungkuk ke depan dan lurus dapat mengurangi kemiringan tulang pinggul di bagian tulang belakang, sekaligus menjaga agar punggung tetap lurus. Otot punggung mengarahkan energi yang kuat untuk menahan berat badan. Sementara ia sendiri dalam keadaan mengencang akibat harus menguatkan otot-otot itu sendiri yang tidak mungkin terjadi apabila rongga tulang pinggul semakin lebar.

Mengaa Rasulullah Saw. menyuruh meletakkan kedua tangan di atas lutut, bukan di paha? Apa pula akibatnya apabila meletakkan kedua tangan di paha?

Pertama, meletakkan kedua tangan di antara kedua paha mengakibatkan kedua pundak melengkung dan punggung pun menjadi cembung. Hal ini tidak sesuai dengan perintah agar punggung lurus. Selain itu, hal ini pun dapat menyesakkan rongga dada, sehingga akan membuat sulit bernafas, ruang aktif paru-parupun menyempit, padahal ia merupakan ruang menghirup dan menghembuskan udara. Bila rongga paru-paru menyempit, otomatis oksigen yang terserap akan semakin sedikit, kuantitas darah yang kaya oksigen dan darah yang mengalirkan makanan ke sel dan otot semakin sedikit, pembersihan sisa-sisa pembakaran dalam tubuh akan lambat, dan darah yang mengalirkan sari makana dan oksigen ke otak un akan sedikit, termasuk eroses pembersihan sisa pembakaran di dalamnya. Dalam waktu yang relatif singkat, semua itu dapat menyebabkan kelelahan pada otot dan pikiran.

Kedua, meletakkan kedua tangan di antara kedua paha mengharuskan seseoarang memindahkan salah satu kakinya merapat ke kaki yang lain, sehingga sesuai dengan posisi tangan. Apabila kaki merapat, bararti jarak kai tidak lagi sejajar dengan dua pundak. Posisi demikian mengakibatkan kehilangan keseimbangan tubuh dan pada saat ruku akan goyah. Hal ini tidak sesuai dengan tuntunan kekhusyukan dan ketenangan beribadah kepada Allah SWT.

Bisa saja menyesuaikan posisi tangan dan kedua paha dengan cara merapatkan kedua lutut, tanpa mengubah posisi kedua telapak kaki. Tetapi, posisi tersebut menempatkan seluruh berat badan pada urat telapak kaki bagian dalam. Kondisi seperti ini, pada akhirnya akan menyebabkan retaknya lekukan kaki, atau dikenal dengan kaki rata (flat foot).

Meletakkan kedua tangan ke lutut dan meregangkan jari-jari hingga ke betis dapat menjamin kekencangan lutut secara sempurna. Tanpa hal itu, posisi ruku tidak dapat mengencangkan otot bagian belakang kaki.

Merenggangkan jari di atas lutut juga dapat mengokohkan posisi tulang tempurung pada lutut. Tidak seperti sebagian orang yang menekan lutut, jari jempolnya mengarah ke dalam dan jarinya mengarah ke sisi yang lain, posisi seperti ini akan menyebabkan tekanan pada bagian atas tempurung lutut, hingga akhirnya lutut dapat bergeser dari tempat semula.

Berdasarkan tuntunan Rasulullah SAW. ketika ruku, dua siku harus renggang atau jauh dari dua lambung. Posisi ini berbeda bagi wanita. Wanita dianjurkan merapatkan siku dan lambungnya agar dapat menutupi tubuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar