Selasa, 30 November 2010

Dasar-Dasar Pencegahan Penyakit bagi Individu (Ilmu agama)

Sebuah pepatah yang turun-temurun dan terekam kuat dalam ingatan mengatakan, "Mencegah lebih baik daripada mengobati." Tapi sayangya kita belum sampai kepada cara-cara pencegahan yang benar, padahal sunnah suci Rasulullah saw. telah menggariskan perilaku sehari-hari yang dapat diikuti dan, atas kehendak Allah dapat menjamin perlindungan dari pelbagai penyakit masa kini yang tidak dapat dibendung dan diobati oleh kedokteran modern.
Sunnah Rasulullah saw. membawa dasar-dasar pencegahan lain yang menjamin perlindungan dari berbagai macam penyakit. Perilaku ini diawali dengan menghindari aneka maksiat, lalu dilanjutkan dengan tujuh langkah. Tujuh langkah pencegahan tersebut adalah:
  1. Pencegahan penularan penyakit
  2. Pencegahan penyakit kelamin
  3. Pencegahan penyakit dengan pola makan-minum yang baik
  4. Pencegahan penyakit dengan olahraga
  5. Pencegahan penyakit dengan menghindari makanan dan minuman buruk
  6. Pencegahan penyakit dengan menjauhi maksiat
  7. Pencegahan penyakit dengan mengobati penyakit hati
  8. Pencegahan penyakit dengan menghindari kebiasaan buruk

A. Pencegahan Penyakit Menular
Sunnah telah meletakkan dasar-dasar pemeliharaan kesehatan dan memerintahkan orang sehat untuk tidak melakukan kontak dengan orang-orang yang terjangkit penyakit menular. Tetapi ingat, kita tidak boleh melakukan kontak fisik hanya untuk orang yang terkena penyakit menular, jika penyakit yang diderita tidak menular, kita tetap dipebolehkan untuk melakukan kontak fisik.

Rasulullah bersabda, "Hindari orang yang menderita penyakit lepra, seperti engkau lari dari macan." (HR. Al-Bukhari dan Muslim ; lih. Ziyadah al-Jami'i al-shaghir.

Rasulullah saw. ditanya tentang mengonsumsi obat, " Apakah itu termasuk menolak takdir Allah??". Rasulullah saw. menjawab, " Itu ( justru) termasuk takdir Allah."
(H.R. At-Turmudzi; lih. al-Mubarakfuri, Tuhfat al-ahwadzi.)

Dalam sejarah islam, diceritakan bahwa Umar bin Khatab r.a. pergi ke Syam. Di tengah jalan ia ditemui penduduk Ajnad (Abu Ubaidah dan kawan-kawannya). Mereka memberitahu bahwa wabah sedang terjadi di Syam. Umar berseru, "Pagi ini juga saya akan pulang kembali. Lakukan hal yang sama oleh kalian!" Abu-UbaidahIbn Al-Jarrah berkata, "Apakah kita lari dari takdir Allah?". Umar menimpali, "Andai saja bukan kamu yang mengatakan itu wahai Abu Ubaydah. Ya kita lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lain. Jika engkau punya unta, lalu ia turun ke lembah yang memiliki dua batas: salah satunya subur dan lainnya gersang, bukankah jikalau engkau mengembalanya di tempat subur itu, itu atas takdir Allah, dan begitu juga bila engkau mengembalakannya di tempat gersang?!" Tak lama kemudian, datanglah Abdurrahman ibn Awf yang keluar sejenak dari rombongan untuk beberapa keperluan . Ia berkata, "Tentang hal ini aku tahu. Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, " Jika kalian mendengar wabah penyakit sedang menjangkiti suatu daerah, jangan kalian memasukinya. Apabila kalian sudah terlanjur memasukinya, janganlah kalian keluar dari daerah itu!"' Umar Bin Khatab kemudian mengucap hamdallah, lalu bergegas pergi. ( H.R Muslim dengan penjelasan al-Nawawi)
Ketika rombongan dari Tsaqif datang untuk berbaiat kepada Nabi saw. kemudian mengirimkan tulisan kepadana: "Kami telah menerima baiatmu, maka pulanglah." (H.R Muslim, Al-Nasai, dan Ibnu Majah.

Kita bisa menyimpulkan bahwa :
  • Rasulullah saw. sangat mengantisipasi penularan penyakit.
  • Rasulullah telah menemukan, memerintahkan, dan melaksanakan sistem karantina.

Mengenai penjelasan cara pencegahan yang lain, akan dilanjutkan di postingan berikutnya..
Terima Kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar